Setelah semua ku alami, rasanya ingin lagi aku duduk santai di bawah pohon ketapi yang sejuk, di pinggir sungai kecil tempat dimana aku dulu terbiasa menghabiskan hari agar tidak terlalu membosankan. Sambil melakukan pembicaraan santai bersama Helda, Irma, Sella, dan Lidia. Atau tidur-tiduran setelah melakukan pekerjaan ringan bersama Heri, Rio, juga Hami. Tentu semua itu tidak terlalu berlebihan, apalagi jika dibandingkan dengan segala yang tengah ku lakoni.
Lekaslah, panggil aku lagi. Ajak aku bercerita tentang hal-hal yang paling biasa di antara kita, pembicaraan yang paling sederhana, agar kita sama-sama bisa mengerti.
Sekarang mungkin aku lupa, diam saja dan tak banyak bicara. Tapi tenanglah, aku bukan orang yang begitu saja mudah terbawa oleh irama kehidupan di luar tradisi kita. Aku akan tetap menjadi salah satu bagian dari peranan yang telah lama kita tentukan, dan aku akan tetap cinta...
* teringat ketika kita masih sering menikmati sapuan angin di atas tanah merah pembataan, sekalian menyanyikan lagu untuk memanggil undur-undur agar segera keluar dari tidurnya yang lelap
Saturday, January 31, 2009
Sunday, January 18, 2009
Atau aku yang terlalu perasa?
Entah aku yang sedikit berubah, atau hanya sebuah transisi dari tradisi yang agak berbeda. Jelasnya semua terasa menjadi lebih kaku, lebih asing di telinga dan sudut pandangku. Tentu aku, kamu, semua pasti berubah dalam kerangkeng waktu. Tapi apa seperasa ini? Ataukah aku yang terlalu perasa?
Wednesday, January 14, 2009
Sunday, January 4, 2009
Cerita Kecil
Mungkin kau hanya sepenggal cerita yang pernah terukir dalam sepi jiwaku. Kapan saja bisa hilang, hanyut dibawa angin dari tenggara. Pada waktu-waktu yang telah kita lewati. Seperti kau biasa datang ke peraduanmu dengan keluh kesah yang terlihat palsu.
Aku bukannya tak kenal dengan suara tangis dan air matamu. Menghujamku dengan segala penyesalan atas kata-kata yang bila dibaca, semua setan pasti tertawa. Semua orang waras juga mengakui kalau cinta bukanlah hal yang dapat dipaksakan.
Sudah, cukuplah kau simpan cerita kecil ini dalam ruang pikiranmu yang paling dalam. Atau biarkan sekalinya kau lepas bersama sapuan ombak di pantai birumu.
* sekali lagi maaf...
Aku bukannya tak kenal dengan suara tangis dan air matamu. Menghujamku dengan segala penyesalan atas kata-kata yang bila dibaca, semua setan pasti tertawa. Semua orang waras juga mengakui kalau cinta bukanlah hal yang dapat dipaksakan.
Sudah, cukuplah kau simpan cerita kecil ini dalam ruang pikiranmu yang paling dalam. Atau biarkan sekalinya kau lepas bersama sapuan ombak di pantai birumu.
* sekali lagi maaf...
Friday, January 2, 2009
Kuingin
Seribu rindu, terbang bersama angin dalam nyanyian malam sendu
Serangkai kata hanya sebagai pertanda untuk bicara
Manusia pun sudah mulai pandai berpura-pura
Masih memikirkan tentang purnama,
dibalut gelisah pada ukiran hati yang terlena
Dan aku, kau, aku ingin terjebak dalam derita
Biar semua kembali pada keadaan yang semestinya
Dekap aku, bawa aku dalam mimpimu
Serangkai kata hanya sebagai pertanda untuk bicara
Manusia pun sudah mulai pandai berpura-pura
Masih memikirkan tentang purnama,
dibalut gelisah pada ukiran hati yang terlena
Dan aku, kau, aku ingin terjebak dalam derita
Biar semua kembali pada keadaan yang semestinya
Dekap aku, bawa aku dalam mimpimu
Thursday, January 1, 2009
tahun baru katanya
malam ini, kuhabiskan waktuku dalam gelak tawa dari wajah-wajah terpaksa. hmh, selamat tahun baru...
Subscribe to:
Posts (Atom)